Ini tentang anak perempuan, yang hidup berkali-kali tapi dimatikan. Anak perempuan yang selalu menangis setiap malamnya. Anak perempuan yang gagal menjadi dirinya sendiri. Dan anak perempuan yang belum menemukan definisi "Bahagia". Meskipun Februari tahun ini berjalan tidak sebaik tahun kemarin, tapi terima kasih untuk kaki yang masih mau diajak berjalan setiap harinya. Terima kasih untuk tubuh yang setiap pagi bangun, bahkan ketika kekhawatiran membebani langkah kita.
Perjalanan panjang itu akhirnya mengantarku pada hari ini dimana aku menyadari bahwa hidup lebih damai ketika kita mampu mengerti tentang arti sebuah ikhlas dengan baik. Meski mungkin harus ada rasa kecewa terlebih dahulu agar tidak ada lagi sesak yang menggangu. Dan untuk diri sendiri, semoga selalu siap untuk menjadi lebih baik lagi.
Sungguh gulana melanda Diantara ribuan manusia Bayangannya yang selalu ada Membuat sesak di dada Pekikan hati yang menjalari Sungguh aku ada dalam sepi Laksana bayangan yang mengikuti Pikiran dan hati Senyumnya memanah asmara Kasihnya membentang laksana senja Sontak tak mampu berkata Tentang apa yang di rasa
Komentar
Posting Komentar